Bank Mandiri tentunya akan selalu mendukung penuh inisiatif pemerintah dalam berinovasi mengembangkan metode bayar baru, baik Customer dari waktu ke waktu. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa inisiatif Multi Lane Free Flow (MLFF) ini akan berdampak langsung terhadap penggunaan Mandiri e-money spesifiknya jalan tol.
Tapi dengan luasnya penggunaan materi e-Money di sektor lain selain jalan tol dan juga jaringan merchant yang luas Kami tetap meyakini bahwa kebutuhan masyarakat dan transaksi elektronik berbasis chip masih tetap cukup tinggi.
Sebesar apa sih porsi penggunaan kartu e-money Bank Mandiri ini untuk penggunaan di jalan tol?
Saat ini porsi penggunaan e-money di jalan tol itu sekitar 70% dibandingkan transaksi lainnya. memang cukup tinggi untuk saat ini tetapi karena kami juga secara bertahap secara masif juga kita lakukan perluasan jaringan jadi harapannya pada saat nanti dijalankan MLFF kita punya yuskes lain yang memang bisa menggantikan penggunaan e-money jalan tol ini artinya dari 75% itu seperti apa ini selama ini mempengaruhi profitabilitas dari Bank Mandiri.
Kalau bisnis ulang every ini khususnya Mandiri e-Money saat ini memberikan kontribusi yang baik kepada bisnis ritel Bank Mandiri. Kalau yang kami catat ini sampai dengan Mei di frekuensi transaksi e-Money kurang lebih 462 juta transaksi atau naik sekitar 14 persen dari tahun lalu dan nilai ini lebih tinggi lagi naiknya 20%.
Jadi saat ini sampai Mei mencapai 8,2 triliun dibanding pencapaiannya dari transaksi di e-Money ini. Artinya pendapatan dari e-Money sendiri sebesar apa kontribusinya untuk bisnis ritel Bank Mandiri.
Kalau e-Money ini memang kita baru akan mengenakan MDR itu setelah BI memberikan kita punya izin yang untuk penggunaannya tetapi memang penggunaannya belum belum semuanya ada juga jadi kalau secara income e-Money ini tidak terlalu signifikan buat kami di Mandiri.
Tetapi kalau kita lihat memang penggunaannya lebih ke arah bagaimana ini dimanfaatkan oleh masyarakat sekitarnya. Jadi masyarakat yang membutuhkan e-money ini kita memang akan bantu seperti itu.
Lalu antisipasi Apa mungkin yang akan dilakukan apabila teknologi MLFF ini akan segera diterapkan? apakah sudah ada strategi mungkin yang disiapkan oleh Bank Mandiri?
Jadi kita lihat bahwa behaviour masyarakat yang berubah diantaranya cashless society ini merupakan peluang terbesar bagi e-money untuk tetap mempertahankan kinerja disisinya.
Bank Mandiri secara agresif terus mengembangkan bisnis e-Money di berbagai ekosistem mendukung gerakan non tunai. Sebagai contohnya adalah kita melakukan penambahan titik-titik pembayaran di transportasi massal di luar jalan tol. Jadi kita masuk ke kereta Commuter, LRT, MRT, Bus angkutan umum dan sebagainya di seluruh Indonesia.
Lalu kami juga menambah outlet parkir berbasis e-Money di seluruh wilayah Indonesia, juga kemudian kita ada perluasan pembayaran menggunakan e-Money di kawasan-kawasan wisata Indonesia dan ekosistem-ekosistem lainnya.
Selain itu Bank Mandiri juga terus membangun awareness dan usage dimana e-Money juga dapat digunakan bertransaksi berbagai merchant ritel seperti supermarket, online store juga restoran-restoran dengan berbagai program promosi yang menarik. Jadi Diharapkan dengan berbagai strategi ini Mandiri e-Money tetap mampu memenuhi kebutuhan masyarakat luas.
Tapi antisipasi dari segi teknologi sendiri seperti apa ? kalau kita mengingat Bagaimana Bank Mandiri menjadi salah satu pelopor di pembayaran tol menggunakan uang elektronik. Apakah kedepannya dengan teknologi yang terus berubah ini sudah ada gambaran kira-kira teknologi nanti akan berubah sehingga seperti apa?
Yang kami mencermati perkembangan yang ada perkembangan dari pertama MLFF tentu saja Bank Mandiri sebagai bank yang berinovasi dan bank yang berbasis digital kita pasti akan ikut semua dari penerapan teknologi yang dilakukan diantaranya MLFF jadi kita akan cermati dan kita pasti mendukung penuh semua inisiatif dari pemerintah terkait dengan inovasi metode bayar baru baik customer ini dan ini dari waktu-waktu kita memang selalu ikut perkembangan teknologi.